Minggu, 08 Januari 2017

Ammar dan Amara 2



Terlalu pagi ...

Jam tangan ku baru menunjukkan pukul 06.03 , dan aku sudah berjalan cukup jauh dari rumah. Hari ini aku bangun pagi sekali, aku berangkat bahkan tanpa menyuap-kan se sendok nasi pun ke dalam mulutku. Aku belum begitu mengerti, sebenarnya apa yang membawa ku pergi ke sekolah se pagi ini . Yang aku tau, ketika aku pergi dari suatu tempat ke tempat lain dengan tiba tiba dan tergesa gesa, itu berarti sesuatu hal yang penting sedang menunggu ku. Seolah ada sebuah tali yang menarik ku pergi mendekat .
Aku sampai, tepat pada pukul 06.10. Dan seperti yang aku duga, pintu gerbangnya masih tertutup, aku membukanya dan tak satu pun aku melihat siswa atau kendaraan yang terparkir di halaman sekolah . Pagi itu .. aku juga tak menemukan sosok yang aneh, hanya beberapa hantu wanita yang lalu lalang sembari tersenyum menyapaku pagi itu. Tapi seperti biasa, aku tak terlalu menghiraukan mereka. Aku hanya ingin tau magnet semacam apa yang sedang menarikku begitu kuat pagi ini .
 Aku terus mencari, menyusuri lorong demi lorong dan beberapa kelas yang ku anggap memungkinkan untuk menjadi sumber keanehan pagi ini. Namun hasilnya .. nihil, sampai sekolah di penuhi siswa pun aku masih belum menemukan magnet itu . Aku tak bertemu Ari pagi ini, sampai pelajaran pertama dimulai pun, Ari masih belum datang. Ya, aku tau, hari ini dia pasti terlambat lagi. Anak itu memang lambat, dalam segala hal. Dan hal itu pula yang menjadi salah satu alasan kenapa aku tak pernah menyukainya, yaaa walaupun dia satu satunya teman manusia yang aku punya.
“Seeee see selamat pagi bu, maaf saya terlambat” tiba tiba seisi kelas dikagetkan oleh kedatangan Ari yang terpogoh-pogoh. Aku bisa tau, dia pasti habis dimarahi oleh guru BK dan berlari kencang menuju kelas. Hahaa biarlah, dia memang pantas mendapatkan itu .
“Huuuuuuuu” seisi kelas mengejek Ari untuk kesekian kalinya, kecuali aku . Tak sedikitpun aku bersuara melihat Ari yang tampak sangat berantakan pagi ini .
“Sudah sudah.. Ari, ini yang terakhir. Janji ?” aahh .. dia selamat kali ini, kebetulan sekali guru yang sedang mengajar di kelas adalah guru favorit di kelas ini . Guru Bahasa Indonesia, guru yang santun dan juga baik hati . Tapi sudahlah, guru ini sebenarnya sama saja dengan guru yang lain . Datang, mengajar, lalu pulang .
“Iyaa bu, terimakasih” dengan cepat Ari menjawab perkataan guru itu dan segera duduk di sebelahku . Ya, kami satu bangku . Dan ini terjadi setiap hari, sebenarnya aturan di kelas ini adalah setiap seminggu sekali semua siswa mengambil nomor urut meja secara acak, aku pun seperti itu. Tapi dengan sengaja aku selalu memastikan bahwa Ari lah yang menjadi teman dudukku . Aku tak pernah merasa nyaman duduk dengan orang lain, mereka semua diam diam membicarakanku di belakang. Ku kira mereka tau, bahwa apapun yang mereka pikirkan tentang aku, aku selalu memahaminya, lalu untuk apa mereka membicarakan aku seperti itu ?
“Gilaaa, aku cape banget Mir“ Ari duduk sembari menggerutu .Dan reaksiku hanya menoleh,lalu mengangkat sebelah halisku dengan melayangkan pandangan tajam.
Begitulah aku.. dan Ari tak pernah marah, Ari tau aku sedang tak ingin bicara jika mengeluarkan reaksi seperti itu . Oh iyaa, kalian tau ? Ari tak pernah memanggilku dengan sebutan Amara. Dia memanggilku Amira, entahlah .. aku tak tau apa maksud dari nama itu. Yang aku tau, Ari tak terlalu suka dengan nama singkatku . Dulu, ketika awal pertemanan kami, Ari pernah berkata bahwa nama Amara terkesan membawa amarah pada diriku . Itulah sebabnya dia memberikan nama lain untuk memanggilku . Awalnya aku keberatan dengan ide konyol itu, tapi lama lama, Ari berhasil membuatku merasa nyaman dengan nama Amira~
Jam istirahat pertama sudah terdengar, dan belum sepatah katapun aku ucapkan pada Ari. Sejak jam pelajaran kedua, aku hanya menyandarkan kepalaku diatas meja sembari bermalas-malasan .. beruntung yang duduk di sebelahku adalah Ari, tak sekali pun dia berani menggangguku, bahkan ia juga sempat mengerjakan tugas yang diberikan guru untukku.
“Mir .. kenapa lagi ? ada yang mengganggumu pagi ini ?” Ari berusaha membujukku untuk mau berbicara dengannya .
“Aku sedang mencari sesuatu. Dan untuk menemukannya, aku datang jam  06.10 pagi ini.” Ari berhasil membuatku bicara .. walaupun dengan kata yang sedikit kaku.
 “Serius Mir ? kamu dateng jam segitu ? ah ellah .. kenapa ga sekalian aja kamu mandi di sekolah ? hahaha”  Huufft .. dia memang menyebalkan . Kenapa juga aku harus mengatakan ini kepadanya. Harusnya aku tau, dia hanya akan menertawakanku .
“Plis dong Ri, gausah segitunya juga .. setega apa kamu sampe berani ngetawain aku yang sampe jam segini belum makan apa apa ?” jawabku sedikit kecewa ..
“hmm mulai deh manjanya, iyaa deh iyaa tuan putriku yang manis, yuk kita ke kantin, kita makan sepuasnyaa.. tenaaang, kali ini biar aku yang traktir, ok?”
“ga ah ! kenyang !!”
“diiih dia ngambek, ayolah Mir ... tadi kamu bilang kamu belum makan. Aku gamau ya kamu sakit gara gara hal konyol yang kamu cari itu, ayoooooo !!” Ari berdiri sambil menggandeng tanganku . Aku pun hanya menghela napas dan mengikuti tarikan tangannyaa ..
Ari memang anak yang baik, dia seorang teman yang sangat peduli dan pengertian,  tapi sayangnyaa, Ah sudahlah . lupakan saja dia. Aku menceritakan semuanya pada Ari, dan lagi lagi dia hanya tertawa . Ari berhasil memasukkan beberapa suap roti coklat ke dalam mulutku, juga segelas jus alpukat yang sengaja ia pesankan agar aku tak terlihat lemas. Tapi aku masih bersikap sama, seperti kebingungan mencari hal yang tak bisa ditemukan.
Bel tanda berakhirnya pelajaran hari ini sudah terdengar. Itu artinya tak ada lagi yang bisa menarik perhatianku selain lorong menuju gerbang sekolah . Oh sayang sekali, aku masih belum menemukan apa yang aku cari . Betapa ini membuatku kesal, aku benci hal hal seperti ini . Sambil melangkah keluar dari kelas, diam-diam aku berkata “Sialan kau !!”. Entahlah .. tiba tiba saja aku merasa sangat kesal . Dan sepertinya Ari memperhatikanku dari tempat duduknya, aku bergegas pergi meninggalkan kelas, dan aku tau .. Seseorang sedang membuntutiku kali ini .
“Gausah jaga jarak gitu !! kamu pergi aja Ri, aku mau langsung pulang siang ini !!” Tentu saja aku tau yang membuntutiku itu Ari, suara langkahnya berkata bahwa dia benar benar ingin tau apa yang aku rasakan sekarang. Tapi aku sedang tak ingin di ganggu, cukup hal aneh pagi tadi saja yang membuatku melakukan hal konyol hari ini.
“Maaf Mir ...” aku sangat jelas melihat wajah Ari yang menahan kecewa, aku juga mendengar hatinya berkata “susah ya punya temen ajaib kaya kamu, dikit-dikit tau, dikit-dikit ngerti . Aku cuma pengen kamu juga ngerasa penasaran”.
Itulah yang selalu membuatku kesal pada Ari, dia selalu saja mengajukan pertanyaan pertanyaan bodoh yang aku benci . Dan kali ini aku tak ingin menghiraukannya, aku mengabaikannya dengan pura pura tidak mengetahui apa yang ada dalam hatinya . Aku terus melangkah, melewati lorong demi lorong yang di penuhi hantu disetiap sudutnya . Dan huuussstt.. hembusan angin tiba tiba terasa begitu dalam menusuk paru paruku .



BERSAMBUNG
***